--- contact me: liaayuka@gmail.com --- follow me: @violettice --- contact me: liaayuka@gmail.com --- follow me: @violettice ---
RSS

Wednesday, June 25, 2014

Akankah Kamu Pulang?

Apa yang membuat pengkhianatan itu terjadi? Sementara aku tak pernah sekalipun melakukan itu padamu. Rasa sakit ketika kesetiaan itu tidak dihargai sangat sulit kututupi. Bagaimana bisa kamu meninggalkanku untuk seseorang yang belum tentu lebih baik dari aku? Bagaimana bisa kamu memilih pergi ketika perasaanku semakin dalam padamu? Bagaimana bisa kamu lelah akan sikap burukku sementara aku pantang menyerah menerima keburukanmu?

Apakah ini cinta?

Mereka bilang, pasangan yang akan Anniversary bakal mendapat ujian hubungan yang berat?
Kadang kuharap, ini memang ujian. Dan kuharap kita akan lulus dan kembali ke tingkat yang lebih tinggi. Akan tetapi, aku sadar. Untuk apa aku berharap dan berjuang melawan kebencianku sementara kamu tetap ingin terlepas.

Kekecewaan dan rasa sakit yang kamu berikan rupanya belum memuaskanmu. Entah apa yang membuatmu sangat membenciku demi seorang sosok ketiga itu. Sosok ketiga yang bahkan baru kamu kenal. Rasanya ada yang menghantam di jantungku ketika aku harus menyadari perubahan pada dirimu. Apakah tak ada sedikitpun rasa yang masih tertinggal untukku? Sebenci itukah kamu padaku hanya karena aku berusaha memperjuangkanmu dari orang ketiga yang merebutmu dariku?
Aku sadar... Aku sangat bodoh di situasi ini. Tak ada seorangpun yang mendukung perjuanganku yang memperjuangkan seorang pengkhianat. Tentu saja mereka berharap aku mendapatkan seseorang yang lebih menghargaiku. Tentu saja...

Aku rapuh. Aku membenciku seperti kamu membenci diriku. Aku membenciku yang tidak mampu balas membencimu.
Ketika aku memutuskan untuk pertama kalinya memiliki dan dimiliki oleh seorang yang kusayang, haruskah seseakit ini?

Waktu... Kupikir hanya waktu yang dapat mengobati luka yang kamu goreskan. Tapi nyatanya, luka itu terlalu dalam hingga tak juga terobati. Dan waktu, hanya membantuku untuk terbiasa dengan luka itu.

Ketika orang-orang yang lebih peduli dikirimkan oleh Tuhan, aku masih belum mampu melupakan kamu. Namamu masih mendiami satu-satunya rumah di hatiku. Meskipun rumah itu sudah hancur berantakan ditinggal oleh kamu. Dan aku belum siap mengizinkan salah satu dari mereka masuk ketika namamu masih berada di sana. Aku ingin membereskannya sebelum membiarkan dia masuk. Membereskan, seakan aku yakin kamu tidak akan pulang. Iya, mungkin kamu tidak akan pulang karena kamu sudah menemukan tempat yang lebih indah dari rumah. Seandainya kamu tahu, bahwa di sinilah rumahmu dan tempat itu hanya persinggahan.
Tapi mungkin memang seharusnya aku membereskannya segera. Mungkin dia akan menjaga rumah itu lebih baik dari pemilik sebelumnya.

***

Lalu dia berbisik, "Bolehkah aku membantumu membereskannya? Bukankah sesuatu yang dikerjakan bersama akan lebih cepat dan mudah?"

Sunday, June 22, 2014

Hard May

Hi readers!
Lama tak jumpaaa ;)

Akhirnya setelah sekian lama gue disibukkan oleh aktivitas Duta, gue bisa kembali menyapa Dumay.
Sumpah, gue capek banget sama tekanan dan kewajiban gue sebagai pelajar. Tapi tetep gue jalani dengan hati yang lapang.
Selama berbulan-bulan gue mesti berhadapan dengan soal-soal dan bacaan.
Berangkat pagi pulang sore demi ujian nasional.
Bahkan gue sempet ngedrop juga.

 14 April 2014
Akhirnya gue dan temen-temen pun berjuang di medan perang.
Soal-soalnya ituu oh em gee bangettt.. Soal-soal bertaraf internasional disuguhkan pada kami.
Selain dibedakan dalam 20 paket soal, soal juga menggunakan QR code.
Ya ampunn, sebegitu ketatnyaa..
Tapi tetep aja, penjualan kunci jawaban dimana-mana.
Gue heran. Tapi gue tetep berjuang tanpa kunci itu kok.

Tapi, gue sebagai pelajar yang berjuang yang dirundung sedih, pusing, frustasi menghadapi soal ujian, merasa tidak adil oleh perlakuan menteri pendidikan.
Padahal gue nyoba soal-soal ujian nasional tahun lalu, itu tarafnya mudah.
Hla pas tahun gue, soalnya dibikin bertaraf internasional. OMG!



 

Nih respon temen-temen seperjuangan..
Tuhkan!
Soal olimp internasional jadi penentu kelulusan. Gimana coba?

Kimia. Entah kenapa, pelajaran itu berasa paling susah di gue sejak dulu.
Sehingga soal internasional kimia berasa paling menyayat otak banget.
Gue frustasi dan pasrah.
Selesai ngerjain, pas pulangnya, air matapun menetes. Gue takut nggak lulus gegara kimia.


 10 Mei 2014
 Gue pisah sama doi. *gak penting*

 14 Mei 2014
Doi udah jadian sama cewe lain.
Hati gue teriris menyadari takdir bahwa gue digantikan secepat itu. Bahkan kemungkinan, gue pisah karena dia lebih milih cewe itu.

 20 Mei 2014
Gue dag dig dug nunggu hasil pengumuman. Gue yang masih galau karena mantan, memutuskan nunggu hasil di rumah. Bukan di sekolah kaya temen-temen gue. Gue nggak terpuruk kok, gue cuman males kalo tiba-tiba ketemu doi.
Pukul lima sore, mama belum juga pulang. Gue panik, cemas, khawatir, campur aduk. Padahal pas smp gue nggak sekhawatir ini.
Dan mama yang membawa amplop putih dari sekolahpun datang.
GUE LULUUUUSSSS
Rasanya tuh legaaa banget. Mama juga sempet nyatet nilai UN gue.
Skhu belum keluar soalnya. Jadi kalau mau tahu nilai, harus nyatet sendiri yang ada di daftar nilai UN punya walikelas.
Gue yang tadinya berbunga-bunga mendadak syok.
Nilai kimia gue ancurrr.
Jumlah total nilai gue jadi jelek gegara terkontaminasi sama nilai kimia.
Gue pengen nangis. Tapi gue berusaha tegar.
Gue nasehatin diri gue sendiri, 'yang penting lulus.'

27 Mei 2014
Menuju tengah hari, gue udah mantengin laptop buat nunggu pengumuman snmptn.
Gue takut banget. Pasalnya prodi yang gue ambil ternyata jadi prodi teramai peminatnya nomor 4 se-Indonesia. Bahkan di sekolah gue udah ada 4 anak yang sama ambil prodi+univnya.
Pukul 12.00 tepat. Gue langsung menuju web snmptn.
To the point aja, Gue kurang beruntung.
Lagi-lagi, gue nahan diri buat nggak nangis. Gue berusaha tegar.
Tapi, rasanya sakiiittt banget itu pas di sosmed, temen-temen yang lolos langsung update status tentang keberhasilannya. Foto-foto hasil screencapture kalau mereka nggak bohong, dan emang lolos snmptn.
Gue ikut seneng sama keberhasilan mereka. Gue seneng. Tapi, gimanapun juga, rasanya tetep sakit.
Nggak bisakah nggak perlu pamerin keberhasilan kalian gitu? Kan kasian yang pada nggak lolos..
Well, mereka nggak salah. Guenya aja mungkin yang terlalu sensi.
Padahal gue pengen banget masuk komunikasi.
Yahh... meskipun gue lintas jurusan. Tapi gue dengeer-denger temen-temen sekolah gue yg pada ambil komunikasi, semuanya gagal.
Sedih banget kan...

Malemnya, air mata gue tumpah.
Gue nangis berjam-jam di atas tempat tidur.
Air mata yang udah gue bendung sejak kemarin, sejak tanggal 10 Mei akhirnya banjir juga.
Gue pikir, gue udah cukup kuat. Tapi sepertinya gue rapuh.
Gue cengeng.
Gue juga ngecewain ortu gue dengan kegagalan gue.

29 Mei 2014
Cobaan belum selesai. Gue nginep di rumah sakit dan harus menjalani operasi.
Bukan operasi berat, tapi tetep namanya operasi dan serius.
Hari itu adalah operasi gue yang kedua kalinya.
Gue berusaha tegar lagi.
Meskipun gue ngerasa, bulan Mei tahun ini, jadi bulan yang berat banget buat hidup gue.

Tiba-tiba gue keinget status gue di bulan April...



Maksudnya karena di bulan Mei bakal ada pengumuman kelulusan dan juga, anniversary gue sama doi.
Iya, status itu gue buat sebelum gue tau, kalo nilai kimia gue ancur.
Sebelum gue tau kalo gue bakal gagal snmptn.
Sebelum gue tau kalo percintaan gue bakal berakhir.
Sebelum gue tau kalo gue bakal dioperasi.

But..
At least, gue bisa jadi pribadi yang lebih kuat dan tegar.
Bismillah..
Sbmtpn gue ketrima :) aamiin.