--- contact me: liaayuka@gmail.com --- follow me: @violettice --- contact me: liaayuka@gmail.com --- follow me: @violettice ---
RSS

Tuesday, August 2, 2011

Aku Bisa Mensukseskanmu atau Menghancurkanmu...!

Siapakah aku?

Aku adalah teman tatapmu.
Aku adalah kebiasanmu yang terbesar
Atau bebanmu yang terberat.

Aku akan mendorongmu maju atau menyeretmu
Menuju kegagalan.
Aku sepenuhnya tunduk pada perintahmu.

Sebagian hal hal yang kulakukan mungkin sebaiknya
Kamu serahkan saja padaku,
Maka aku akan dapat melakukannya
Dengan cepat dan tepat.

Aku mudah diatur-kamu tinggal
Tegas terhadapku.
Tunjukkan kepadaku,
bagaimana persisnya kamu ingin sesuatu itu
dilaksanakan dan setelah beberapa kali belajar
aku akan melakukannya denagan otomatis.

Aku adalah hamba dari semua insane besar, dan sayangnya,
Juga hamba dari semua pecundang.
Mereka yang besar, telah ku jadikan besar.
Mereka yang gagal, telah ku jadikan pecundang.

Aku bukan mesin, walaupun aku
Bekerja dengan ketepatan seperti mesin
Ditambah intelejensi manusia.
Kamu bisa menjalankan aku demi keuntungan
Atau demi kehancuran-tak ada
Bedanya bagiku.

Ambillah aku, latihlah aku, tegaslah terhadapku,
Maka aku akan meletakkan dunia di kakimu..

Kendorlah terhadapku,
Maka aku akan meletakkan menghancurkanmu.

Siapakah aku?



AKU ADALAH KEBIASAAN !!!!
Latihlah Kebiasaanmu ! KEBIASAANMU AKAN MENJADIKANMU SUKSES ATAU MENGHANCURKANMU.

Apa, Pendapatmu dikritik??

"-bla.. bla.. bla- jelasmu, lalu temanmu menyanggahnya, -Tapi, kalo bla.. bla.. bla...- Terus kamu jawab, -ih, aku kan cuma berpendapat. Apa salahnya sih?! kalo ngga boleh, ya udah.-



Terima Kritik dengan Kepala Dingin

Orang yang bijaksana adalah orang yang bisa mengambil hikmah dari setiap hal dan bisa mengambil pelajaran dari berbagai kejadian ataupun fenomena yang dialaminya. Barangkali diantaranya hal-hal yang tidak disukai oleh banyak orang dan yang diyakini membawa kejelekan serta akibat yang membahayakan, seperti mengkritik, debat dan memperselisihkan dalam sebuah kontroversi terdapat banyak kebaikan. diantaranya adalah semangat untuk berdiskusi, mengembangkan ide, menjelaskan berbagai sisi positif dan negatif setiap pendapat. Sebagaimana hal tersebut membantu seseorang untuk tidak larut secara emosional dengan pendapat tertentu.

'uda capek-capek mikir malah nggak dihargai..!'
_Dihargai lah, nyatanya disanggah berarti kan didengerin. Cuma pendapatmu kurang tepat. Bangga dong, karena pendapatmu itu, si dia jadi nyanggah dan akhirnya dapet keputusan yang bagus! Itu karena pendapat awalmu!
(*V*)

Seperti yang sering terjadi di kalangan pelajar, sering terjadi perdebatan dan pengkritikan yang justru menyebabkan masalah antar pelajar, baik ketika dalam situasi belajar maupun tidak. Sebagian pelajar ada yang bersikap kurang menerima dengan kehadiran para penyanggah pendapat, bahkan mereka menempatkan orang yang suka menyanggah dan mengkritiki pendapat di tempat yang tidak baik. Namun yang menentang sebuah pendapat tidak boleh berprilaku tidak baik dan menggunakan beberapa istilah atau kata-kata yang terlalu tinggi/kata-kata yang kurang baik. Orang yang menyanggah pendapat diharuskan berprilaku sopan. Namun demikian seseorang tidak diperbolehkan hanya terpaku pada bagaimana berargumen dan menentang sebuah pendapat tanpa memperhatikan sisi positifnya dengan alasan bahwa sistemnya tidak sesuai.

Jadi, kedua-duanya. Baik penyanggah ataupun yang disanggah harus saling bijaksana! ;))

Ngetawain dia, bolehkah?

"Kita ketawa, sementara dia menunduk malu. Lalu kita bilang ke dia, 'cuma bercanda.' Terus, di jawab, 'gak apa-apa kok.' Tapi tau nggak, apa yang dia rasain??"

Suka menertawakan orang lain dan menghina orang lain merupakan penyakit yang dimiliki manusia, yang termasuk orang yang tidak diberi petunjuk untuk menggunakan akal sehatnya. Menertawakan orang lain merupakan hal yang diharamkan olah Islam. Menertawakan orang lain dengan senyum-senyum biasa dianggap sebagai dosa kecil, sementara menertawakan orang lain dengan tawa tergelak-gelak itulah yang dianggap sebagai DOSA BESAR.

Hal ini menunjukkan bahwa tertawa bagi kalangan manusia merupakan hal yang mengandung dosa dan maksiat. Pada dasarnya menghina dan menertawakan orang lain itu diharamkan karena orang yang ditertawakan menjadi terluka harinya. Dengan demikian maka menertawakan orang lain termasuk canda yang tidak baik.

"So, bagi kamu yang suka ketawa nd bercanda, jangan sampe ketawanya bertopik orang lain. Keliatannya sepele, karena itu cuma bercanda. Tapi, dosa besar, lho di mata Allah!!"

Preman Cap Bebek?? Iyouhhh...

Kwek.. kweekkk.. kwwweeekkkk.. xP
Kita semua tahu kelakuan preman. Orang yang sok jago ini ada dimana-mana, termasuk di sekolah kita. bagi mereka, harus ada minimal satu korban. Di setiap sekolah, pasti ada anak-anak yang dijahili. Seorang preman sekolah suka mengintimidasi, mengancam, berkelahi, mendorong dan memukul anak lain. Preman cap bebek ini juga suka mencuri maupun merusak barang milik temannya. Preman sekolah biasanya memilih korban yang lebih lemah, seperti temannya yang berbadan lebih kecil darinya dan teman perempuan.

Kenakalan si jahil yang bertindak agresif dan membahayakan dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.

Contoh faktor-faktor tersebut, yaitu :
1. Anak jahil ingin menguasai orang lain
2. Anak jahil tidak tahu cara mendapatkan perhatian yang benar dan wajar
3. Anak jahil tidak punya jiwa sosial dan tidak bisa berfikir panjang
4.Anak jahil merasa puas dengan menjahili dan bahkan dia merasa bangga,
serta akan terus mencobanya
5. Anak jahil tidak begitu saja ada, dia belajar untuk menjadi anak jahil

Sikap atau perilaku menekan ini juga berkelanjutan sampai ke jenjang dewasa dapat mengakibatkan kriminalitas yang melekat. Namun yang dapat mengubah perilaku ini hanya dirinya sendiri

Beberapa saran penulis yang harus dilakukan korban agar dapat menghadapi si jahil, yaitu :
1. Banyak-banyak berteman dengan orang yang dapat membantumu.
2. Hindari si pengganggu.
3. Minta bantuan anak lain, karena meski si jail bertubuh kuat namun lebih bisa
dihadapi bersama daripada sendirian.
4.Berhenti bersikap lemah, agar si jahil tidak tertarik untuk menyakitimu.
karena si jahil hanya akan menyakiti yang lemah.
5.Buat agar sekolah waspada akan masalah itu.

TRADISI MENCONTEK

oke, kali ini aku mau bahas tentang tradisi pelajar yang kini semakin berkembang. Langsung aja yuk, cap cyus..!! ;)

”Saat ujian Fisika entar aku mau nyontek aja. Soalnya, aku belum belajar!” Inilah kata-kata dari seorang pelajar saat akan menghadapi ujian di sekolahnya. Memang, sangat sulit menghilangkan kebiasaan menyontek dalam setiap ujian. Hingga muncul teori, bahwa ujian adalah cara seseorang untuk mendapatkan jawaban yang bersumber darimanapun asal tidak ketahuan oleh pengawas atau pun guru, agar mendapatkan nilai yang maksimal.*bener ga tuh? nah lo!*

Pentingkah menyontek dilakukan untuk mendapatkan nilai yang maksimal? Menyontek sudah mendarah daging pada setiap pelajar. Di sekolah merupakan tempat utama bagi para belajar untuk menghadapi ujian. Dari hal ini, mencontek merupakan tindakan yang sudah menjadi budaya para pelajar di sekolah. Dari tindakan ini, nantinya akan membuat para pelajar untuk berbuat curang dikehidupannya.

Mengapa para pelajar menyontek? Generalisasinya, untuk bersaing di sekolah agar mendapatkan prestasi yang baik. Banyak pelajar yang mencontek pada saat menghadapi ujian. Rata-rata nilai yang didapat oleh para plagiator (orang yang suka mencontek) selalu tinggi dari nilai yang sebenarnya. Apakah nilai palsu inilah yang akan dipertaruhkannya untuk mengukir masa depan? Tanpa mengetahui daya atau kemampuan intelektual yang sebenarnya.

Ada beberapa pelajar yang merasa dirugikan oleh tindakan ini, karena persaingan yang seharusnya mereka hadapi di sekolah adalah persaingan yang sehat dan jujur. Bukanya persaingan yang tidak sportif. Mereka berjuang mengorbankan pikiran, tenaga dan waktu dengan belajar. Namun, di lain sisi ada pelajar yang acuh terhadap pelajaran (menyontek). Meskipun pelajar yang belajar kadang kala memperoleh nilai yang lebih tinggi dari plagiator. Namun hal tersebut tetap merugikan beberapa pelajar. *ckck, kasiannn..*

Terbesit dari benak kita semua, bagaimana upaya untuk mengurangi tindakan menyontek? Menyontek sudah menjadi soulmate para pelajar, jadi sangat susah untuk dihilangkan dari life style para siswa, namun masih dapat dikurangi. Salah satu cara untuk mengurangi tindakan tersebut dimulai dengan orang tua, sekolah, teman dan diri sendiri. Yakinkan dan niatkan pada diri sendiri bahwa kita mampu bersaing dengan teman sekelas, dan rutin belajar. Peranan orang tua cukup memantau dan mendukung anaknya belajar di rumah dengan menambahkan elemen-elemen yang menunjang proses belajar mereka di luar sekolah atau bila perlu orangtua dapat memberikan sebuah gift atas prestasi anaknya. Untuk sekolah, terapkan metode belajar yang disenangi murid agar setiap pelajaran bermakna dan contextual. Untuk teman, biasakan membantu teman yang mengalami kesulitan dalam belajar di sekolah. Hal seperti inilah yang sebaiknya dilakukan agar tindakan menyontek dapat dikurangi.

Keberhasilan upaya tersebut bisa berjalan dengan baik, jika empat komponen tersebut saling mendukung. Namun pada dasarnya pelajar itu sendirilah yang dapat merubah dirinya sendiri untuk tidak mencontek. Bukankah kita semua tidak ingin disebut sebagai plagiator?
Semua itu dapat diatasi dengan cara pengendalian sikap oleh remaja itu sendiri. Selain ltu, perhatian dan pengawasan dari keluarga juga sangat penting, penerapkan peraturan siswa juga harus lebih ditegaskan.

...Nah, singkat kan, gitu deh.. Nyontek sih, boleh aja, asal jangan terlalu keseringan apalagi keterusan. Kasian kan, yang uda capek-capek belajar!
Oke! jadi sekarang kalo nyontek pas kepepet aja ya. *Eits, jangan kepepet trus*
Pokoknya diminimalisir deh, Aku aja minimalisir nyontek kok! Ntar juga bakal biasa. Scara, aku kan jg pelajar.! x)

Orang Islam merayakan Valentine??

Ada yang sedikit sakral saban tanggal 14 Febuari, bagi muda-mudi dewasa ini, mereka –yang merayakan- mendaulat Valentine days sebagai hari kasih sayang, walaupun dalam kamus bahasa manapun kita gak akan nemuin arti Valentine’s day sebagai hari kasih sayang. Salah satu sejarah populer mengungkapkan valentine’s day merupakan sebuah perayaan untuk menghormati kematian seorang pendeta kristen yang beragama Nasrani Santo Valentino, pendeta tersebut mempunyai anjuran kepada muda-mudi untuk kawin muda dan ia juga melindungi orang-orang yang lagi kasmaran (pacaran). Setelah kematian pendeta Santo Valentino, saban tahun tepat tanggal 14 Febuari, banyak para pengikutnya dan orang-orang yang sedih karena kematiannya memperingati hari kematiannya. Setiap tahun bergulir akhirnya berubahlah perayaan peringatan itu menjadi perayaan sakral yang bernama Valentine’s day.

Lalu bagaimana perayaan valentine oleh orang barat dapat sampai ke Indonesia? Jawabannya adalah arus globalisasi. globalisasi adalah upaya pengglobalan atau penyatuan segala aspek kehidupan sehingga menjadi sama dan seragam tanpa ada perbedaan. Begitu juga dengan Valentine’s day merupakan “buah tangan” dari globalisasi, seiring arus globalisasi yang semakin deras, yang mana media-media menjadi tunggangannya. Segala kebudayaan barat, mau yang baik ataupun yang tidak baik dengan mudah sekali masuk ke Indonesia dan diterima bahkan diikuti oleh masyarakat Indonesia. Karena pengaruh yang luar biasanya globalisasi itu Nicholas Negroponte dan Kenichi Ohmae menulis bahwa pengaruh dari globalisasi dimana bentuk negara kebangsaan akan “menguap” dan digantikan oleh sebuah negara ‘cyber’ internasional.

Di antara para ulama zaman sekarang yang telah menjelaskan dampak negatif merayakan Valentine’s day adalah Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin. Adapun dampak negatif dan penyebab merayakan hari Valentine itu tidak boleh ialah alasan berikut:
1.Valentine’s day merupakan hari raya bid’ah yang tidak ada dasar hukumnya dalam syari’at Islam.

2.Merayakan Valentine’s day dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para shalafush shalih (para pendahulu kita dari kalangan para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in) – semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak hal melakukan hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan gemar ikut-ikutan.

3.Di antara dampak buruk lain bagi orang yang ikut serta merayakan Valentine’s day adalah ikut mempopulerkn ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai Islam.

4.Dampak buruk lainnya, bahwa dengan merayakan Valentine’s day berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung, dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka’at sholatnya telah membaca ayat (artinya): “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 6-7)

Pacaran. Perlukah???

Dulu pacaran dianggap tabu oleh masyarakat. Pasangan remaja lawan jenis yang kedapatan berdua-duaan dianggap aib. Masyarakat masa kini sudah tak lagi peduli dengan urusan pergaulan lawan jenis. Masa remaja adalah masa paling indah dalam perjalanan hidup anak manusia. Banyak hal terjadi dalam masa transisi diri menuju kedewasaan ini. Seorang remaja mengaku dengan penganggapan bahwa pacaran sebagai salah satu ciri untuk menjadi orang dewasa. “Ya, identitas remaja adalah pacaran, kalo engga pacaran, hidup engga indah,” katanya.

Bukan hanya satu remaja, tapi ribuan remaja telah mempercayai pacaran sebagai tradisi. Remaja tidak pacaran, berarti kuper (kurang pergaulan). Begitu anggapan mereka. Biasanya, awal masa pacaran terjadi ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Atau ketika remaja mengalami perkembangan fisik diawali terjadinya menstruasi bagi anak perempuan atau mimpi basah pada anak laki-laki. Tapi tak sedikit anak-anak “bau kencur” yang belum puber pun ikut-ikutan tradisi pacaran.

Secara bahasa, kata “pacaran” sejauh ini belum terdefinisikan secara baku. Karena motif dan bentuk pacaran yang marak di masyarakat bermacam-macam. Dosen Psikologi Remaja Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Zarina Akbar M.Psi, berpendapat bahwa pacaran adalah suatu hubungan yang di dalamnya terdapat sebuah komitmen dan proses saling mengenal.

Kamus Bahasa Kontemporer karya Peter Salim dan Yenny Salim, membatasi pacaran sebagai sikap intimewa kepada lawan jenis yang tetap disertai rasa kasih. Sayangnya, saat ini dalam pergaulan masyarakat justru banyak berkembang pacaran malah yang tanpa tujuan, apalagi pasangan tetap. Marak terjadi HTS, atau hubungan tanpa status, komitmen, maupun tujuan positif melangkah ke jenjang pernikahan yang disyariatkan. Zarina miris melihat ironi pacaran remaja Indonesia masa kini. Bangsa yang dulu dikenal dengan nuansa ketimurannya, kata Zarina, kini telah berputar haluan ke arah budaya Barat yang didominasi hal-hal kurang relevan dengan budaya asli bangsa ini. “Pacaran pada remaja saat ini bukan sebatas tren, tapi budaya,” ungkap Zarina kepada Majalah Qalam.

Banyak motif seorang remaja berpacaran. Menurut Zarina, umumnya ada dua faktor yang banyak mendorong mereka berpacaran, yaitu internal dan ekstrenal. Faktor internal berasal dari dorongan diri remaja itu sendiri, dan faktor eksternal dipengaruhi oleh teman-temannya. Faktor terakhir paling banyak mempengaruhi remaja untuk melakukan pacaran. Magister psikologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menilai, secara psikologis, tren pacaran remaja masa kini sudah menjurus ke arah budaya permisif yang sangat berbahaya. Pasangan yang berpacaran bukan hanya ingin “mengenal” kepribadian pasangannya, tapi harus mengenal “luar-dalam” fisik masing-masing.

Ibarat membeli sepatu, tak hanya bagian luar yang harus dirasakan, bagian dalamnya juga harus “dicoba”.

Apa penyebabnya? Menurut Zarina faktor keterbukaan media yang tidak disikapi bijaksana, internalisasi budaya luar, ditambah kian lemahnya kontrol masyarakat membuat tren negatif ini kian tak terbendung. Zarina mencontohkan, zaman dulu pacaran dianggap tabu oleh masyarakat. Pasangan remaja lawan jenis yang kedapatan berdua-duaan dianggap aib oleh masyarakat. Beda dengan masyarakat pada masa kini yang sudah tak lagi peduli dengan apapun yang terjadi dalam pergaulan lawan jenis.

Pergaulan Bebas

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan riset Internasional Synovate atas nama DKT Indonesia melakukan penelitian terhadap perilaku seksual remaja berusia 14-24 tahun. Penelitian dilakukan terhadap 450 remaja dari Medan, Jakarta, Bandung dan Surabaya. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 64% remaja mengakui secara sadar melakukan hubungan seks pranikah dan telah melanggar nilai-nilai dan norma agama. Tetapi, kesadaran itu ternyata tidak mempengaruhi perbuatan dan prilaku seksual mereka. Alasan para remaja melakukan hubungan seksual tersebut adalah karena semua itu terjadi begitu saja tanpa direncanakan.

Hasil penelitian juga memaparkan para remaja tersebut tidak memiliki pengetahuan khusus serta komprehensif mengenai seks. Informasi tentang seks (65%) mereka dapatkan melalui teman, Film Porno (35%), sekolah (19%), dan orangtua (5%). Dari persentase ini dapat dilihat bahwa informasi dari teman lebih dominan dibandingkan orangtua dan guru, padahal teman sendiri tidak begitu mengerti dengan permasalahan seks ini, karena dia juga mentransformasi dari teman yang lainnya.

Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek akal) jika menghadapi hal seperti ini.

Pada zaman modren sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem nilai yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama. Seperti model pakaian (fasion), model pergaulan dan film-film yang begitu intensif remaja mengadopsi kedalam gaya pergaulan hidup mereka termasuk soal hubungan seks di luar nikah dianggap suatu kewajaran.

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja yaitu;
1. Faktor agama dan iman.
2. Faktor Lingkungan seperti orangtua, teman, tetangga dan media.
3. Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan.
4. Perubahan Zaman.

Untuk mengatasainya, Ada beberapa catatan solusi yang patut dilakukan:
1. memperkuat pendidikan agama yang bersifat pengenalan nilai-nilai. Bukan hanya materi, tapi penjelasan nilai-nilai agama dan membiasakannya dalam kehidupan remaja. Di samping itu, bimbingan dan arahan dari orang terdekat kaum remaja juga sangat diperlukan.
2. pendidikan budaya. Harus kembali diwawaskan bahwa bangsa Indonesia berbudaya kental dengan ketimuran, dan bertolak belakang dengan budaya Barat. Hal ini sudah saatnya kembali fokus diajarkan kepada kaum remaja, karena saat ini generasi penerus ini cenderung sudah semakin tidak mengenal jati diri budaya meraka sendiri karena gerusan modernitas.
3. memberi penyuluhan atau pendidikan tentang dunia seksual, tapi bukan menjelaskan tentang cara dan pola hubungan seksual yang aman. Para remaja harus lebih diberi penjelasan dampak negatif dari hubungan seksual.

Menurut Alfikalia M.si, dosen ilmu Psikologi Universitas Paramadina, Jakarta, perasaan suka, cinta, dan kasih yang biasanya mengawali sebuah hubungan atau pacaran, merupakan sifat alamiah yang kerap muncul pada diri manusia, termasuk remaja. Karena semua orang adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, termasuk dengan lawan jenis, dalam hidupnya. Para remaja membutuhkan perhatian lebih dari orang lain, dan sedang melalui masa pencarian sesuatu yang baru untuk dirinya, termasuk dari lawan jenis. Yang perlu dilakukan terhadap remaja adalah mengarahkan interaksi yang terjadi antar remaja sesuai koridor agama.

Baca ini, jika anda ingin tahu apa arti PERSAHABATAN sesungguhnya!





Bagi remaja, hubungan dengan teman sebaya merupakan hal yang sangat penting. Berkenalan dengan teman baru, main bersama teman, dan menjaga persahabatan adalah hal yang demikian penting, kadang-kadang melebihi pentingnya orang tua dan saudara sekandung.

Ada tiga Bentuk Persahabatan:
1. persahabatan yang seperti jangkar: Temanmu orang yang teguh, stabil, dan bisa diandalkan. Namun mungkin ia akan menghalangi kamu untuk melakukan hal yang ingin atau yang seharusnya kamu lakukan.

2. persahabatan yang seperti pelampung: Temanmu ada di sana saat engkau membutuhkannya. Dia adalah sumber pertolongan pada masa kesusahan, seseorang yang menarik kamu melakukan hal-hal yang positif.

3. persahabatan yang seperti jerat: Temanmu mungkin menyenangkan dalam pergaulan, tetapi ia bisa menyeretmu ke dalam berbagai masalah.

Betapa pentingnya kita berhati-hati dalam memilih teman karena pengaruh mereka yang besar. Ada pepatah Inggris mengatakan “birds of feather flock together”. Amatilah dengan seksama bagaimana seorang remaja bersahabat, maka Anda akan tahu ke arah mana dia bertumbuh dan bagaimana perkembangannya nanti. Kehidupan seorang remaja terbentuk oleh dan dengan siapa dia menggunakan waktunya. Ketika kita lama menghabiskan waktu dengan seseorang, maka tidak lama kemudian sikap, nilai, bahkan pemikiran kita tentang Allah akan sama dengan teman sepergaulan kita itu. Remaja perlu mampu mengatasi banyak tantangan agar dia belajar, bertumbuh, dan menjadi produktif. Salah satu wilayah yang sulit bagi remaja adalah relasi mereka dengan orang lain, termasuk keinginan mereka untuk masuk dan diterima dalam suatu lingkungan tertentu.

Hampir sebagian besar masalah remaja diakibatkan oleh penanganan situasi harian yang dilakukan dengan salah. Masalah juga bisa muncul karena pada kenyataannya “teman” adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan remaja. Melalui teman-temannya, remaja bisa berlatih dan bereksperimen tentang perilaku sosial. Melalui pertemanan mereka bisa memperhalus perilaku sehingga lebih bisa diterima oleh masyarakat. Bagi remaja, teman merupakan sarana pendukung dalam atmosfer yang bisa membuat mereka merasa aman. Remaja memerlukan hubungan yang kokoh dan persahabatan yang tulus. Seorang teman bisa menjadi sarana yang diperlukannya.

Betapa pentingnya persahabatan dan pertemanan. Sahabat yang baik memiliki ciri karakter seperti kejujuran, ketulusan, kesopanan, keagresifan, dll. Sementara kau mengeksplorasi ciri dan karakter sahabatmu, cobalah renungkan apakah sahabatmu sehat bagimu atau tidak. Apakah mereka mempengaruhimu untuk melakukan yang baik? Atau mereka menyeretmu ke dalam berbagai masalah?Pikirkanlah, diantara tiga bentuk persahabatan di atas. Siapa yang masuk dalam kategori jangkar? Siapa yang seperti pelampung? Siapa yang menjadi jerat?

Penyebab dan cara Menghindari Kenakalan Remaja

Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal:

1.Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

2.Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.


Faktor eksternal:


1.Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.

2.Teman sebaya yang kurang baik

3.Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk menghindari kenakalan remaja:
1.Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.

2.Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.

3.Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.

4.Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.

5.Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

CARA MENGATASI KENAKALAN REMAJA

Tips menghilangkan kebiasaan buruk


Setiap orang memiliki kebiasaan buruk yang ternyata kebiasan buruk adalah sesuatu yang sulit untuk dirubah, bahkan jika kamu tidak bersungguh-sungguh ingin merubahnya maka kebiasaan buruk itu akan selalu melekat pada diri kamu dan pada akhirnya kamu akan merasa rugi memiliki kebiasaan buruk tersebut.
Kamu ingin lepas dari kebiasaan buruk kamu itu ? ikuti kiat dibawah ini :

1.Bertahap.

Jika kamu menginginkan suatu perubahan, jangan lakukan perubahan itu secara drastis, lakukanlah secara bertahap, dimulai dari hal yang sekecil-kecilnya untuk kemudian kamu lanjutkan pada tahapan yang lebih berat dan begitu seterusnya. Perubahan secara drastis dan mendadak akan membuat kamu tersiksa karenanya, karena kebiasaan yang kamu lakukan mau tidak mau telah membuat kamu terbiasa, dan kalopun kamu mampu merubah kebiasaan buruk kamu secara drastis maka tak lamam sesudahnya kamu akan kembali melakukan kebiasan buruk itu, sedangkan tahapan–tahapan yang akan kamu lakukan untuk mencapai perubahan akan membuat kamu kian hari kian melupakan apa yang sering kamu lakukan.

2.Bergaul Di Lingkungan Yang Mendukung Proses Penyembuhan Kamu.

Jika kamu seorang yang suka bergosip dan ingin menghilangkan kebiasan buruk itu maka jangan berada dilingkungan yang dipenuhi orang-orang yang suka bergosip, tempatkan diri kamu di tempat yang dapat mendukung kesembuhan kamu, kalopun kamu masih tak bisa menahan kecerewetan kamu, mengapa tidak kamu gosipkan suatu cerita yang membuat pengetahuan kamu bertambah, membicarakan pendidikan yang sedang kamu dalami, ataupun membicarakan mengenai kerjaan kamu dan bagaimana cara kamu menyelesaikan suatu masalah dalam kantor kamu. Bukankah itu lebih meguntungkan bagi kamu, bisa berkumpul sambil bertukar kiat dan pengalaman kerja.

3. Kemauan Dan Niat

Kamu ingin berubah tetapi kamu tidak memiliki kemauan dan niat yang sungguh-sungguh, jangan berharap perubahan itu akan kamu dapatkan, suatu perubahan akan kamu raih jika kamu benar-benar menjalankan proses atau upaya peyembuhan dengan kemauan yag keras, niat yang tidak setengah-setengah dan tentu saja usaha dari diri kamu sendiri.

4. Menyadari Segala Bentuk Kerugian Dari Kebiasaan Buruk Kamu

Selami dan pahami dahulu kebiasaan buruk kamu, pikirkan dampak negatif yang akan kamu dapatkan jika kebiasaan buruk itu tetap melekat pada diri kamu, dengan begitu kamu akan terdorong untuk menghilangkannya.

5. Bersabar dan Optimis

Jangan mudah putus asa jika perubahan belum juga kamu rasakan, seperti sebelumnya perubahan melalui tahapan dan proses yang panjang, tidak asal, perlu waktu dan perlu usaha karena itu kamu harus bersabar. Optimis penting untuk kemajuan kamu ke arah yang lebih baik. Jangan takut untuk terus mencoba dan bertahan. Tidak ada sesuatu kemajuan yang didapatkan dengan mudah.

6. Berdoa

Tak lepas dari segala usaha kerja keras kamu, berdoa adalah hal yang harus kamu lakukan, meminta segala yang ingin kamu minta kepada Tuhan, usahakan agar kamu tak lepas dari doa, karena itulah yang mendukung keberhasilan kamu.

Motto Remaja

Apa yang sering kupelajari di waktu dewasa sering hilang

Apa yang kupelajari di waktu kecil selalu terkenang

Tiadalah ilmu kecuali dengan belajar di waktu muda

Tiadalah kesabaran kecuali bersabar di waktu dewasa

Jikalau sang guru membuat hati anak terbelah

Maka ilmu akan menjadi hiasan belahannya

Bagai pahatan di atas batu merekah

GEGURITAN 'puisi jawa'

JAGAD PRATIWI
dening: Lia Ayu K.

Nalika dheweke durung merdika
Saben dina dheweke disiksa
Dikon kerja nanging ora nampa apa-apa
Saben lurung kewikan wong tinggal donya

Nanging saiki wis beda
Ora ana penjajah mara
Amarga dheweke wis merdika
Nanging akih tetep wong sengsara

Krisis ekonomi ora bisa dirampungna
Pejabat wis digawe buta harta
Musibah donya lan budaya nguwatirna
Alas dibiasta, kewan dikunarpa

Bangkita jagad pratiwi
Kobarna rektamu
Pancarna setamu
Gawe tanda yen pancen Indonesia