Ini tangan gue (kiri) sama temen
Pagi-pagi mood gue udah ancur, pecah, berantakan.
Gue nggak tahu hari keempat di bulan keempat ini, termasuk hari sial atau nggak.
Gue nggak peduli.
Yang pasti, gue masih sebel sekaligus lucu aja.
Sebel tapi lucu, ya!
Oke, hal itu dimulai dari keberangkatan gue ke sekolah. Pake motor.
Semuanya lancar. Gue selamat sampai tujuan. Maksud gue, 'hampir sampai tujuan'
Ternyata pagi itu nggak berjalan lancar.
Temen sekelas gue.
Jalan.
Sendirian.
Menuju ke gerbang sekolah.
Dan gue sebagai 'temen yang baik' tentu punya 'niat yang baik'.
Gue ngajak dia barengan.
So, kita berdua menuju gerbang yang uda deketan pake motor.
Hampir lancar. Hampir.
Dan gue dengan pedenya melewati seorang 'beliau' di antara gerbang menuju parkiran.
Di sinilah segalanya bermula.
Beliau nilang gue.
What! Bayangin deh, inikan udah masuk lingkungan sekolah. Kenapa musti ditilang juga gue.
Padahal nih ya, jalan dari rumah ke sekolah aja nggak pernah gue seumur-umur ditilang.
-_____-
Tanpa diperiksa STNK dan SIM gue.
Gue meriksa jam gue, jelas-jelas gue belum telat.
TERUS GUE SALAH APAAAA????
Dan ternyata sumber kesalahan gue ada di 'helm'
Oh God...
Cuma gegara temen gue nggak pake helm,
gue ditilang kayak gini?
Gue nggak perlu bayar uang tilang, soalnya udah terlalu mainstream.
Gue kan udah bayar uang sekolah tiap bulan. :p
Dan yang harus gue lakuin.
Gue langsung disuruh puter balik keluar sekolah. What the *sensor*
Gue harus ke parkiran pinggiran.
Seperti yang gue tau, parkiran pinggiran di sekitar sekolah,
selalu dipenuhi oleh cowo-cowo bandel.
Iuhh...
Sumpah, miapapun juga bodo amat!
Nggak punya kasihan apa...
Gue kan niatnya baik, oh bapak guru!
Nolongin temen yang jalan kaki dari kostnya..
bukan dikasih penghargaan malah dihukum kayak gini.
'beliau' nggak mau tahu.
Nggak peduli niat baik gue.
Tega! tega! tega! guru yang ini aneh sumpah!
Kata guru agama gue,
'Kita harus berlomba'lomba berbuat kebaikan'
Dan di sini yang terjadi, si guru ini malah menyalahkan kebaikan hati gue.
Sabarrr...
Gue puter balik juga.
Ngalah.
Bukankah emang saat dimarahin guru selalu BERLAKU:
1. Murid salah
2. Guru benar.
3. Nggak ada alasan.
4. Hukuman.
Beruntung,
temen yang gue boncengin itupun baik juga.
Dia nggak lari dari hukuman yang cuman nimpa gue ini.
Sebenernya dia bebas dan lolos.
Tapi dia mau nolong gue.
Kita berdua puter balik ke kost dia.
kata dia, 'lebih baik dititipin di kost daripada di parkiran pinggiran yang penuh cowo bandel'
Terus kita balik ke sekolah 'TANPA HELM LAGI, TAPI NGGAK DIHUKUM'
Soalnya kita naik sepeda. :D
Jadi kita dari kost ke sekolah naik sepeda~
pulang ke kost naik sepeda lagi~
Makasih Eka Setyowati..
Maaf yaaa... :*
But, hukuman ini sama sekali nggak bikin gue nyesel.
Gue dihukum, dan gue bangga!
Lagipula, hukuman itu imbas dari berbuat baik,
jadi kenapa musti malu atau nyesel?
No comments:
Post a Comment
Leave a comment, please