Gue lanjut yaa ceritainnya...
ini part ketiga, rupanya.
Keep reading, guys. ;)
Gue udah nasehatin abang gue berkali-kali, waktu itu.
Gue tahu perasaan dia pasti hancur banget.
Ditinggalin yang pasling dia sayang.
Tapi gimana lagi?
"Life must be go on, mas!" Teriak gue di titik terdekat dengan telinganya.
Dan berkat mantra gur itu diapun bangkit dari duduknya.
Lalu melanjutkan kehidupannya kembali.
Berbulan-bulan berikutnya.
Sepasang kelinci Lop gue, Lippo dan Loppi.
Mereka sepertinya siap merajut cinta.
Mengukir rasa di hati mereka masing-masing.
Berjanji untuk setia satu untuk selamanya.
Bukan seperti kelinci lain yang cintanya bercabang.
Soalnya bagi mereka dunia ini milik Lippo dan Loppi, saja.
Tak ada yang lain. Tak kan pernah ada.
Hanya mereka. Berdua saja.
Lo tau kan sebabnya apa?
Kalo lo tahu, berarti lo termasuk golongan cerdas.
Jadi...
Berhubung mereka beranjak remaja atau dewasa untuk kalangan kelinci...
Merekapun udah di pisah ruangannya.
Emang harus gitu, kata bokap gue. Soalnya bukan muhrim.
Sesekali disatuin,
dan mereka langsung memadu kasih.
Hehe
Lagian mereka udah diresmiin hubungannya kok.
Jadi bukan zina.
Maka, merekapun melakukan kegiatan tersebut.
Tapi gue nunggu berminggu-minggu,
belum juga diketahui kehamilan Loppi.
Padahal gue nggak sabar menimang bayi kelinci.
Eh, bukan.
Gue nggak berani menimang bayi kelinci.
Gue mungkin cuma berdoa dan menyaksikan bayi-bayi tersebut lahir.
Tapi kata bokap gue,
Loppi belum juga hamil.
Duhh! Apa masih terlalu muda ya?
Kalo nggak salah usia mereka sekitar... gue lupa... Belum ada setahun sih memang...
Wah, hubungan dini dong? :o
Gue langsung browsing tentang hubungan cinta pada kelinci.
Kata eyang google sih..
Bagi si betina udah masa kawin, kalo si jantan belum matang tuh.
Nahloh...
Sepertinya Loppi harus menanti cinta Lippo.
Lippo: Maafkan aku, bukan maksudku php-in kamu.
Loppi: Terus? Please, jangan gantungin aku.
Lippo: Enggak kok, aku cuma belum siap. Aku nunggu saat yang tepat.
Loppi: Baiklah, aku akan tetap setia kok nungguin kamu.
Lippo: (Mendekap Loppi di pelukannya)
Ecieeeehhhh :3 :*
[BASED ON TRUE STORY]
dengan sedikit bumbu drama dan komedi
No comments:
Post a Comment
Leave a comment, please